Kesejahteraan Psikologis pada Guru PAUD laki-laki (Sebuah Pemaknaan diri sebagai Figur Ayah)

Author


Aruny Amalia Syahida(1Mail), Daliman Daliman(2),
Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia(1)
Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia(2)

Mail Corresponding Author
Article Analytic
 PDF Full Text   [File Size: 451KB]

Published : 2023-11-08

Article can trace at:


Article Metrics

Abstract Views: 194 times PDF Downloaded: 123 times

Abstract


Guru PAUD Laki-laki memiliki peran penting dalam pendidikan, namun faktanya jumlahnya sangat sedikit. Salah satu faktornya adalah kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan psikologis guru PAUD. Peneliti melakukan studi awal  dengan wawancara singkat dan survei dengan skala kesejahteraan psikologis terhadap guru PAUD laki-laki, dan keduanya menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan mengkaji Kesejahteraan Psikologis guru PAUD laki-laki dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. wawancara mendalam semi-terstruktur dan observasi dilakukan terhadap tujuh Informan yang memenuhi kriteria, Teknik analisis dengan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), dan uji keabsahan data dengan Triangulasi sumber, triangulasi teknik dan member check. Hasil penelitian menunjukkan Kesejahteraan Psikologis guru PAUD laki-laki sangat baik yang ditandai adanya sikap penerimaan diri yang baik, peningkatan pribadi yang positif, memiliki hubungan positif dengan orang lain dan lingkungannya, mampu mengatur hidupnya sendiri, memiliki tujuan hidup yang berorientasi pada akhirat dan memaknai dirinya sebagai figur ayah di Sekolah.


Keywords


kesejahteraan psikologis; guru paud laki-laki;figur ayah

References


Aisyah, A., & Chisol, R. (2020). Rasa syukur kaitannya dengan kesejahteraan psikologis pada guru honorer sekolah dasar. Proyeksi, 13(2), 109. https://doi.org/10.30659/jp.13.2.109-122

Al Baqi, S. (2021). Penguatan identitas gender pada siswa laki-laki melalui kehadiran guru laki-laki di tingkat PAUD. Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak, 5(2), 289–309. https://doi.org/10.21274/martabat.2021.5.2.289-309

Anliak, S., & Beyazkurk, D. S. (2008). Career perspectives of male students in early childhood education. Educational Studies, 34(4), 309–317. https://doi.org/10.1080/03055690802034518

Aryanti, Y. (2017). Peran ayah dalam pengasuhan anak usia dini. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, 7(1), 21–24. http://jurnal.pendidikandd.org/index.php/JPD/article/view/102

Atalia, R. M., Daviq, Chairilsyah, & Febrialismanto. (2020). Hubungan kesejahteraan psikologis dengan adversity quotient pada orang tua yang memiliki anak usia dini berkebutuhan khusus di TK se-Kota Pekanbaru. Review Pendidikan Dan Pengajaran, 3(1), 77–89. https://doi.org/10.31004/jrpp.v3i1.866

Awaludin, A. (2017). Martin seligman and avicenna on happiness. Tasfiyah, 1(1), 1. https://doi.org/10.21111/tasfiyah.v1i1.1840

Besnard, T., & Letarte, M. J. (2017). Effect of male and female early childhood education teacher’s educational practices on children’s social adaptation. Journal of Research in Childhood Education, 31(3), 453–464. https://doi.org/10.1080/02568543.2017.1319445

Bryan, N., & Milton Williams, T. (2017). We need more than just male bodies in classrooms: Recruiting and retaining culturally relevant black male teachers in early childhood education. Journal of Early Childhood Teacher Education, 38(3), 209–222. https://doi.org/10.1080/10901027.2017.1346529

Cervantes, J. C. (2018). Gender identity in early childhood. KnE Life Sciences, 2018, 189–198. https://doi.org/10.18502/kls.v4i8.3276

Dayton B.I, Saengtienchai C., Kespichayawattana J., & A. Y. (2011). Psychological well-being asian style: The perspective of thai elders: Report, 01-474. https://doi.org/10.1093/geront/44.5.596

Dianita, E. R. (2020). Stereotip gender dalam profesi guru pendidikan anak usia dini. Genius, 1(2), 87–105. https://doi.org/10.35719/gns.v1i2.20

Dodge, R., Daly, A., Huyton, J., & Sanders, L. (2012). The challenge of defining wellbeing. International Journal of Wellbeing, 2(3), 222–235. https://doi.org/10.5502/ijw.v2i3.4

Harding, S., Morris, R., Gunnell, D., Ford, T., Hollingworth, W., Tilling, K., Evans, R., Bell, S., Grey, J., Brockman, R., Campbell, R., Araya, R., Murphy, S., & Kidger, J. (2019). Erratum: Is teachers’ mental health and wellbeing associated with students’ mental health and wellbeing?. Journal of Affective Disorders 253(459), 460–466. https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.03.046

Indryawati, R. (2014). Kesejahteraan psikologis guru yang mendapatkan sertifikasi. Jurnal Psikolog, 7(2). https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1125

Kasturi, T. (2016). Meningkatkan kesejahteraan psikologis masyarakat Indonesia: Tinjauan psikologi Islam. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia, 1(1), 1–7. https://adoc.pub/meningkatkan-kesejahteraan-psikologis-masyarakat-indonesia-t.html

La Kahija, Y. F. (2017). Penelitian fenomenologis : Jalan memahami pengalaman hidup. PT Kanisius.

Lismanda, Y. F. (2017). Pondasi perkembangan psikososial anak melalui peran ayah dalam keluarga. Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 89–98. http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/826

Lucas-Mangas, S., Valdivieso-León, L., Espinoza-Díaz, I. M., & Tous-Pallarés, J. (2022). Emotional intelligence, psychological well-being and burnout of active and in-training teachers. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(6). https://doi.org/10.3390/ijerph19063514

Lusi, M., Firdausyi, A. N., & Tisnawati, N. (2020). Emansipasi guru laki-laki terhadap pendidikan anak usia dini di Kota Metro (Perspektif stakeholder). Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2, 118–125. https://repository.ummetro.ac.id/snppm2/halaman/15

Prasetyaningrum, J., Halleyda, N., Fitriah, S. S., & Motik, G. A. (2022). Psychological wellbeing of Indonesian teachers 2. Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi, 45–53. http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2194

Prihartanti, N. (2004). Kepribadian sehat menurut konsep suryomentaram. Muhammadiyah University Press.

Putri, W. P., Kusumastuti, N., & Wijayanti, A. (2022). Peran guru laki-laki pada lembaga PAUD ditinjau dari perspektif fungsi afeksi di Tk Aisyiah Bustanul Athfal 1 Ngawi. 4(1), 88–99. https://doi.org/10.15642/jeced.v4i1.1792

Rachman, B., Pranoto, Y. K. S., & Formen, A. (2022). Faktor minat laki-laki memilih profesi guru PAUD. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4735–4744. https://doi.org/10.31004/OBSESI.V6I5.2701

Rusu, P. P., & Colomeischi, A. A. (2020). Positivity ratio and well-being among teachers, the mediating role of work engagement. Frontiers in Psychology, 11, 1–10. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01608

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069–1081. https://doi.org/10.1037/0022-3514.57.6.1069

Seligman, M. E. P., Steen, T. A., Park, N., & Peterson, C. (2005). Positive psychology progress: empirical validation of interventions. The American Psychologist, 60(5), 410–421. https://doi.org/10.1037/0003-066X.60.5.410

Shaleh, A. R. (2020). Bahagia dan bermakna (1st ed.). CV.AA.RIZKY.

Sum, T. A., & Talu, I. (2018). Faktor penyebab kurangnya minat laki-laki untuk menjadi guru PAUD di Kabupaten Manggarai. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 10(10), 137–273. https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i2.170

Warin, J. (2019). Conceptualising the value of male practitioners in early childhood education and care: gender balance or gender flexibility. Gender and Education, 31(3), 293–308. https://doi.org/10.1080/09540253.2017.1380172

Winefield, H. R., Gill, T. K., Taylor, A. W., & Pilkington, R. M. (2012). Psychological well-being and psychological distress: Is it necessary to measure both? Psychology of Well-Being: Theory, Research and Practice, 2(1), 3. https://doi.org/10.1186/2211-1522-2-3


Refbacks

  • There are currently no refbacks.